Rabu, 18 Februari 2009

Optimalisasi Guru BK di Sekolah

Oleh : Sukma

Peranan guru BK (bimbingan konseling) ternyata memiliki andil cukup besar terhadap laju pendidikan di sekolah-sekolah, terutama di tingkat SMP dan SMA. Tidak bisa dipungkiri lagi, kehadiran guru BK di sekolah sangatlah membantu kinerja pihak sekolah dalam memonitoring kemajuan siswa di setiap harinya.

Guru BK­—yang lazim disebut sebagai guru BP— bukanlah sebuah sistem yang berbeda dalam roda kependidikan yang digelar. Ia nya tetap memiliki peranan yang sama terhadap pola pendidikan yang tengah diatur oleh sistem pendidikan di negara kita. Andil itu tentunya diartikan sebagai sebuah usaha dalam pemberian pemahaman terhadap anak didik untuk mampu memahami diri, menguasai lingkungan dan merencanakan proyeksi masa depannya.

Aktivitas guru BK yang diharapkan oleh instansi pendidikan yakni sekolah hendaklah mencakup semua aspek yang dibutuhkan oleh peserta didik tersebut. Kebutuhan yang diharapkan peserta didik inilah yang kemudian didesain sedemikian rupa oleh guru BK untuk menciptakan iklim pendidikan yang lebih matang dan kondusif.

Adakalanya kebutuhan-kebutuhan itu tidak peserta didik dapati hanya dari kondisi keluarga yang serba kecukupan, status ekonomi orangtua yang mapan, dan lingkungan bermain yang serba ada. Namun jauh dari itu, keberadaan guru BK lebih mengarah kepada proses pembentukan aspek mental yang kokoh dan mandiri dalam diri anak didik.

Seorang peserta didik akan dinilai berhasil dalam menempuh jalur pendidikannya terutama di tingkat SMP dan SMA tidak semata berdasarkan pada aspek nilai belaka. Anak yang bernilai baik secara ulangan belum menjadi standard yang baku dalam keberhasilan pola pendidikan yang diciptakan. Melainkan keberhasilan itu dapat dilihat dari sejauh mana peserta didik memahami akan kemampuan sekaligus kelemahan yang digapainya dalam dunia proses belajarnya.

Dengan kata lain, seorang guru BK yang berperan sebagai konselor sudah seharusnya mengambil peran sebagai pendamping mereka untuk lebih mengenal minat dan bakat peserta didik tersebut.

Peranan Guru BK Secara Global

Salah satu keberhasilan guru BK di sekolah dapat dilihat dari tindakan yang sengaja dibuat secara global kepada peserta didik. Untuk itulah, metode dan trik-trik yang tepat sangatlah menentukan sejauh mana keberhasilan itu tercapai. Apakah memang guru yang ditunjuk sebagai guru bimbingan dan penyuluhan lulusan program studi Bimbingan dan Penyuluhan atau guru bidang ilmu lainnya, maka terlepas dari itu semua guru BK sudah sepatutnya memahami trik dan metode menjadi sebuah bagian yang substantif atas kehadirannya di sekolah.

Setidaknya dalam teori psikologi komunitas dijelaskan ada dua konsep yang dapat diterapkan guru BK dalam usaha pencapaian keberhasilan peserta didik tersebut secara kolektif.

Konsep tersebut yakni konsep pencegahan dan konsep pemberdayaan manusia. Konsep ini lebih dititikberatkan pada aspek kesehatan mental peserta didik secara masal. Meskipun hampir sama dalam penjelasan seorang ahli bernama Rapaport bahwa pespektif dari psikologi komunitas memberikan perhatian pada tiga hal utama yakni pengembangan sumber daya individu, aktivitas politik, dan ilmu pengetahuan.

Selain dari itu, pada dasarnya guru BK minimal memahami empat fungsi utama bimbingan konseling itu sendiri yakni fungsi pemahaman individu dengan segala karakteristiknya, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, dan fungsi pemeliharaan dan pengembangan.


Mitos Guru BK yang Menyeramkan

Dahulu mitos guru Bimbingan Konseling memang terkesan menyeramkan. Guru BK dianggap sebagai monster penegak peraturan di sekolah-sekolah. Bisa jadi imej ini muncul lantaran ketidak-tepatan guru BK menjalankan fungsi-fungsinya sebagaimana yang telah disebutkan di atas tadi.

Guru BK yang menyeramkan bukanlah sebuah solusi dalam pencapaian cita-cita pendidikan yang diharapkan. Para peserta didik tidak lagi diposisikan sebagai objek melainkan sebagai subjek pendidikan yang harus mendapat pengayoman sebagai seorang manusia pembelajar.

Kerawanan moral dan psikis peserta didik inilah yang menjadi sorotan penting oleh seorang guru BK. Peserta didik tetaplah harus dipandang sebagai individu yang memiliki segenap minat yang luas. Minat yang luas itu akan sangat terkendala manakala lingkungan, orangtua, pola asuh, serta sarana pendidikan termasuk sekolah melakukan pencekalan terhadap minat yang kuat itu.
Inilah yang kemudian mengarahkan peserta didik untuk melakukan aktivitas kartasis sebagai sarana aktualisas dirinya yang tak terbendung itu.

Kondisi seperti yang menjadi perhatian serius oleh guru BK. Anak-anak yang dilahirkan semuanya dipenuhi dengan potensi hebat mereka masing-masing. Bisa jadi, seorang guru BK yang menyeramkan malah akan mengurung potensi besar para peserta didik kita.

Walaupun guru BK yang terpilih bukanlah berasal dari kalangan pendidikan Bimbingan dan Konseling, maka tetaplah sebuah keharusan untuk mengetahui prinsip-prinsip pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan tersebut. Prinsip tersebut meliputi, pertama, berkenaan dengan sasaran pelayanan itu sendiri, tidak membedakan etnis, umur, agama dan status ekonomi.

Kedua, prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu, yakni bagaimana anak didik mampu menyesuaikan dirinya di rumah, sekolah dan masyarakat, baik faktor ekonomi maupun budaya. Selanjutnya ketiga, prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan, yakni bahwa BP merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu, fleksibel, berkelanjutan, perlu evaluasi.

Begitulah, sebuah sistem yang baik akan ditopang oleh banyak hal diantaranya peran serta guru BK itu sendiri. Maka dari itu, guru BK yang kejam dan menakutkan bukanlah sebuah alternatif dalam pembentukan pribadi peserta didik ke arah yang lebih baik. Semoga !

Medan, 03 Februari 2009
Diajukan untuk tugas 1 materi Pendidikan kelas Non-Fiksi
FLP Sumut 2009

1 komentar:

  1. Pada umumnya di sekolah banyak Guru BP /BK merupakan sumber diskriminasi thd Guru non BK, karena hanya tidak pernah mengajar seperti Guru bidang studi lain. Alasannya jelas setiap masuk mengajar 1 kelas durasi waktu 1 jam pelajaran dihitung 6 -8 jsm mengajar, dalihnya lagi setiap 100 siswa / 1guru BP, yang rata-rata kurang optimal

    BalasHapus